Kamis, 02 April 2015

Secret A.



Ingin rasanya ku membuka waktu, kembali ke tahun dimana pertama kali aku melihatnya. Sosok bertinggi kurang lebih 170 cm. Kulit putihnya, setelan rambutnya yang dibuat menyilak untuk melihatkan dua bola mata kecoklatan yang ditumbuhi sepasang mata lentik diujungnya.

MOS!!!!

Pagi itu pagi pertama gue menginjakan kaki di gedung sekolah yang nampak asing ini. Yap, gue anak baru ingusan yang saat itu menjalankan ritual mengerikan dari kakak-kakak kelas yang seumuran. "Kamu!," teriak salah satu pengurus OSIS diujung jalan itu, Ita. Kulit hitam manis dengan empat matanya, ya alias pakai kacamata, jilbab yang terurai sampai dada dengan setelan pakaian seragam ala madrasah. "Eng,eng, saya kak?" sahutku dengan polos. Sorot matanya yang tajam bikin hatiku berdesir dan meminta untuk segera balik badan lalu lari secepatnya dan kembali ke kakak kelas yang garang itu dengan membawakan kacamata kuda agar matanya tak terkira olehku. "Ya siapa lagi?! Ambil sampah itu lalu buang, enak aja lu buang sampah sembarangan jidad lo!" suruhnya dengan tampang yang kayanya siap makan orang sekecil gue.

Nama gue Navilla, ya, cuma Navilla. Gue nggak ngerti kenapa orangtua gue kasih nama yang begitu singkat dan padatnya, tapi ya itu nama terbaik yang pernah ortu gue kasih, and i very very thanks for them:* Btw, gue anak baru di sekolah, bukan anak baru yang duduk nyelonong dengan dagu di langit sembari banyak yang tanya-tanya nama lo siapa, dari mana, ko bisa pindah ke sini, dan blablabla. Gue murid baru ajaran 2012 tahun ini dibangku kelas X. Sama kaya murid SMP yang akan menempuh hidup baru di gedung ini, gue harus menjalani ritual dengan mengatasnamakan melatih mental diri, Masa Orientasi Siswa. Bagaikan melewati kerak bumi yang panasnya naudzubillah, pagi itu semua murid baru ajaran tahun ini dukumpulkan menjadi satu di halaman sekolah baru gue, cukup luas, luas banget malah, sekolah ini punya 3 lapangan yang gedenya nggak main-main, mungkin sekolah ini biasa dijadikan ajang bercocok tanam atau semacamnya kaliya, but, for your information nihya, sekolah baru gue ini menyandang predikat sekolah atlet nomor satu di kota gue, nggak heran kalau lapangannya segede-gede sungai amazon! Gue lari terpogoh-pogoh karena mengingat jam berapa saat itu, gue datang pukul 07.15, yang bikin gue lari dari angkot sambil teriak-teriak yang karena ini hari pertama mos yang mestinya anak-anak baru dateng jam 03.30 alias jam setengah empat!!!!!!!!! "Jam berapa ini?!!" baru juga dateng udah ditanya sama nenek sihir ini,  itu awal gue dan kak Ita yang "ngobrol bareng" dengan "sopannya".  "Jam 7 kak," jawab gue sekenanya.

"Nggak punya jam ya kamu? duduk sana di akhir barisan, dasar badung!" dengan "sapaan" paginya itu buat hati gue berkenan untuk makan temen baru yang ada di sebelah gue. Tika. anak baru yang sama kaya gue ini berjilbab dan agak sedikit norak, ya gue pastiin ni orang kayanya kurang makan, sama kaya gue, badannya kurus gila. "Hai, dari SMP mana?" tanyanya dengan ramah. "SMPN 141, kamu? jawabku yang tak kalah ramahnya."SMPN 1," jawabnya dengan bangga mengingat sekolah asalnya yang memang membanggakan. Dengan hanya menjawab oh gitu dan senyam-senyum nggak karuan, mata ini tak ingin berhenti untuk melirik sana-sini melihat ekspresi anak-anak ingusan yang lain. Diujung lapangan, segerombolan cewek yang kayanya lagi gosipin salah satu kakak kelas yang emang cakep itu ketawa haha hihi, disamping gerombolan membosankan itu ada segerombolan anak-anak yang sedang berbisik-bisik membicarakan bagaimana keesokan harinya alias anak-anak cupu yang takut akan perintah kakak kelas itu, lalu mata gue berhenti seketika, seperti ada aliran hujan yang berdesir di dadaku. "Astaga," gumamku dalam hati. Saat ini mata gue tertuju pada satu sosok yang menarik perhatian ku, cowok berkulit putih dengan mata lembut meski tampangnya disetel sangar, gue tau dia baik meski porsi wajah manisnya itu tertutupi dengan wajah yang ia buat sangar itu.  

TO BE CONTINUE!!!

Kamis, 05 Maret 2015



Ingin rasanya ku membuka waktu, kembali ke tahun dimana pertama kali aku melihatnya. Sosok bertinggi kurang lebih 169 cm. Kulit putihnya, setelan rambutnya yang dibuat menyilak untuk melihatkan dua bola mata kecoklatan yang ditumbuhi sepasang bulu lentik di ujungnya.